Wilayah Fungsional dan Formal : Pengertian, Perbedaan dan Contoh

Dalam geografi, konsep kewilayahan menjadi dasar untuk memahami berbagai fenomena yang terjadi di permukaan bumi.

 

Wilayah dapat dibedakan berdasarkan karakteristik tertentu yang membuatnya unik dan khas, salah satunya adalah klasifikasi wilayah formal dan wilayah fungsional.

 

Kedua jenis wilayah ini memiliki karakteristik, fungsi, dan contoh yang berbeda, sehingga penting untuk memahami perbedaannya secara mendalam.

 

 

Konsep Dasar Wilayah

 

 

Secara umum, wilayah adalah bagian dari permukaan bumi yang diidentifikasi berdasarkan karakteristik tertentu, baik fisik, sosial, maupun fungsional.

 

Dalam kajian geografi, wilayah bisa berupa ruang homogen (wilayah formal) atau ruang yang terorganisir berdasarkan fungsi tertentu (wilayah fungsional).

 

 

Dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah didefinisikan sebagai ruang geografis beserta unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif maupun aspek fungsional.

 

 

Pengertian Wilayah Formal

 

 

Wilayah formal, juga dikenal sebagai uniform region atau wilayah homogen, adalah wilayah yang diidentifikasi berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu.

 

Keseragaman ini dapat berupa kesamaan fisik, seperti jenis tanah, iklim, atau vegetasi, maupun kesamaan sosial, seperti budaya atau aktivitas ekonomi.

 

Ciri-ciri wilayah formal:

 

 

  1. Memiliki keseragaman karakteristik yang dominan, baik fisik maupun sosial.
  2. Bersifat statis dan cenderung tidak berubah dalam jangka waktu lama.
  3. Tidak memiliki pusat atau inti wilayah.
  4. Batas wilayahnya jelas dan mudah dikenali.

 

 

Contoh wilayah formal:

 

 

  • Wilayah pegunungan kapur (karst).
  • Wilayah dataran rendah.
  • Wilayah beriklim tropis.
  • Wilayah administrasi seperti desa, kecamatan, atau provinsi.
  • Wilayah industri tekstil atau pertanian sawah basah.

 

 

Pengertian Wilayah Fungsional

 

 

Berbeda dengan wilayah formal, wilayah fungsional adalah wilayah yang terbentuk karena adanya hubungan fungsional antarbagian di dalamnya. Wilayah ini sering disebut sebagai nodal region atau polarized region karena memiliki pusat kegiatan yang saling terhubung dengan wilayah sekitarnya (hinterland).

 

 

Ciri-ciri wilayah fungsional:

 

 

  1. Terdiri dari berbagai bagian yang saling bergantung secara fungsional.
  2. Bersifat dinamis, berkembang seiring waktu dan kebutuhan.
  3. Memiliki pusat (core) yang menjadi penggerak aktivitas wilayah.
  4. Batas wilayahnya cenderung fleksibel dan sulit dikenali secara fisik.

 

 

Contoh wilayah fungsional:

 

 

  • Jabodetabek: Jakarta sebagai pusat, dengan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebagai hinterland.
  • Wilayah Gerbangkertosusila: Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan.
  • KEK Mandalika: Kawasan ekonomi khusus yang mendukung pariwisata nasional.
  • Sistem transportasi kereta komuter di wilayah metropolitan.

 

 

Perbedaan Wilayah Formal dan Fungsional

 

 

Aspek

Wilayah Formal

Wilayah Fungsional

Karakteristik

Homogen

Heterogen

Sifat

Statis

Dinamis

Fokus Identifikasi

Keseragaman fisik atau aktivitas penduduk

Hubungan fungsional antarbagian wilayah

Batas Wilayah

Jelas dan mudah dikenali

Tidak jelas, tergantung pada hubungan antarwilayah

Pusat Wilayah

Tidak ada

Memiliki pusat (core)

Contoh

Pegunungan karst, wilayah pertanian

Jabodetabek, kawasan KEK

 

 

Manfaat Klasifikasi Wilayah

 

 

Pemahaman mengenai wilayah formal dan fungsional memberikan banyak manfaat, antara lain:

 

  1. Perencanaan Pembangunan: Membantu dalam menentukan prioritas pembangunan berdasarkan karakteristik wilayah.
  2. Pengelolaan Sumber Daya: Mempermudah identifikasi potensi dan tantangan di suatu wilayah.
  3. Kebijakan Tata Ruang: Mendukung pengelolaan wilayah yang lebih efisien dan berkelanjutan.

 

 

Kesimpulan

 

 

Konsep wilayah formal dan fungsional memberikan perspektif yang berbeda dalam memahami dinamika permukaan bumi.

 

Wilayah formal menekankan pada keseragaman, sedangkan wilayah fungsional berfokus pada hubungan saling ketergantungan. Pemahaman kedua jenis wilayah ini penting dalam geografi untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah secara holistik.