Dibalik Kegagalan Menembus Lomba TTG Nusantara

Ia duduk tepat di samping saya. Ia datang lebih dulu dibandingkan saya. Ketika presentasi pun, dia lebih awal dan saya paling belakangan dibandingkan peserta yang lain.

 

Jarak antara rumah saya ke kabupaten kurang lebih sekitar 50km. Bila ditempuh menggunakan sepeda motor, dengan melalui jalan belakang yang biasa saya lalui. Kurang lebih, saya butuh waktu hingga 1 jam untuk sampai ke ibukota Gunung Sugih, Lampung Tengah.

 

Saya juara 1 dan Ia juara 2 harapan dalam lomba TTG yang diselenggarakan Balitbangda Kabupaten Lampung Tengah.

 

Selang beberapa minggu, kami diundang untuk mengikuti seleksi lomba TTG tingkat Provinsi Lampung yang kali ini diselenggarakan Dinas PMK Lampung Tengah.

 

Awalnya saya menolak, karena saya masih banyak urusan yang perlu saya selesaikan. Sehingga, meskipun saya paksakan, pasti hasilnya pun kurang maksimal.

 

Selang beberapa hari, saya kembali dihubungi panitia untuk tetap mengikuti seleksi tersebut. Saya setuju. Tapi, untuk persiapan seleksi yang digelar secara zoom meeting saya tidak bisa ikut, karena saya masih di Sumatera Selatan.

 

Besoknya saya pulang ke Lampung, untuk mempersiapkan seleksi lomba yang akan digelar esok harinya.

 

Ia lancar sekali dalam presentasi seleksi tersebut, sehingga saya yakin, sebelum ada pengumuman pun saya percaya para juri bakal memilihnya.

 

Sedangkan saya, aplikasi yang ingin saya presentasikan sedari awal, ternyata secara tiba-tiba tidak dapat diakses.

 

Walhasil, dengan bermodalkan presentasi seadanya, tanpa dibarengi praktek, membuat saya harus menahan diri untuk bisa lolos mengikuti lomba ke tingkat provinsi.

 

Akan tetapi, Mas Aryanto lolos, dan Ia pun juara di tingkat provinsi.

 

Hari ini, dengan balutan jas dan kain Tapis khas Lampung, saya lihat Mas Aryanto tampak tampan mengikuti lomba TTG Nusantara tersebut.

 

Sontak, dengan status beliau yang di dibagikan ke wasap tadi pagi. Membuat saya ikut bangga bercampur iri dengan pencapaian-pencapaian beliau.

 

Kemudian saya pun berharap, dengan jiwa yang santun, mudah bergaul, dan pantang menyerah yang dimiliki mas Aryanto. Semoga dalam lomba tersebut, beliau bisa menang, serta bisa membawa, bukan hanya nama Lampung Tengah, melainkan juga provinsi Lampung.

 

Dalam hati kecil saya pun kemudian berkata” Memang hidup itu tidak selalu beruntung. Gagal deh berangkat ke Cirebon ikut lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Nusantara, wkwk”.