21 Nama Lain dari Desa di Indonesia

Indonesia kaya akan keberagaman budaya dan kearifan lokal. Setiap daerah memiliki istilah yang unik untuk menyebut desa, yang mencerminkan identitas dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.

 

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam terkait istilah-istilah nama lain dari desa di Indonesia, serta memahami esensi dan makna yang terkandung di dalamnya.

 

 

Pengenalan Desa

 

Desa, tempat di mana semangat kebersamaan dan kehidupan pedesaan berkembang, adalah perwujudan kekayaan budaya Indonesia. Di desa, kita menemukan nilai-nilai gotong royong, keramahan, dan kearifan lokal yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.

 

1. Jawa Barat: Kampung

 

Jawa Barat menggunakan istilah “kampung” untuk menyebut desa. Kata ini membangkitkan perasaan keakraban dan kedekatan dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa Barat. Kampung di sini melambangkan komunitas yang saling mengenal dan saling mendukung.

 

2. Yogyakarta: Dusun

 

Yogyakarta menggunakan istilah “dusun” untuk menyebut bagian-bagian kecil yang membentuk desa. Dusun mencerminkan suasana kehidupan masyarakat yang akrab dan erat kaitannya dengan alam sekitar. Di sini, setiap dusun memiliki identitas dan karakteristiknya sendiri.

 

3. Bali: Banjar

 

Bali mengenal istilah “banjar” untuk menyebut desa. Banjar adalah tempat di mana masyarakat desa berkumpul untuk menjalankan kegiatan sosial, budaya, dan keagamaan. Banjar juga melambangkan kekuatan solidaritas dan kebersamaan yang tinggi di antara penduduk desa Bali.

 

4. Sumatera Barat: Nagari / Kampuang / Jorong

 

Di Sumatera Barat, terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut desa, yaitu “nagari,” “kampuang,” dan “jorong.” Nagari adalah istilah yang digunakan untuk menyebut desa yang memiliki struktur pemerintahan yang lebih terstruktur. Kampuang dan jorong lebih menggambarkan lingkungan dan komunitas di dalam desa itu sendiri.

 

5. Kalimantan Timur: Petinggi / Kampung

 

Kalimantan Timur menggunakan istilah “petinggi” untuk menyebut desa. Petinggi merujuk pada kepala adat atau tokoh masyarakat yang memiliki peran penting dalam kehidupan desa. Selain itu, istilah “kampung” juga digunakan untuk menyebut desa di Kalimantan Timur, menciptakan rasa keakraban dan persaudaraan di antara penduduk desa.

 

6. Madura: Klebun

 

Di Madura, istilah yang digunakan untuk menyebut desa adalah “klebun.” Klebun mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang erat kaitannya dengan sektor pertanian, seperti persawahan dan kebun-kebun yang menjadi mata pencaharian utama.

 

7. Kalimantan Selatan: Pambakal

 

Kalimantan Selatan menggunakan istilah “pambakal” untuk menyebut desa. Istilah ini menggambarkan kehidupan masyarakat desa yang mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan sebagai sumber mata pencaharian utama.

 

8. Cirebon: Kuwu

 

Cirebon menggunakan istilah “kuwu” untuk menyebut kepala desa. Kuwu adalah sosok yang bertanggung jawab dalam mengatur kehidupan masyarakat desa dan menjaga tradisi serta adat istiadat setempat.

 

9. Sulawesi Utara: Hukum Tua / Wanua

 

Di Sulawesi Utara, terdapat dua istilah yang digunakan untuk menyebut desa, yaitu “hukum tua” dan “wanua.” Hukum tua merujuk pada pemimpin adat di desa, sementara wanua mencerminkan konsep desa sebagai entitas geografis dan komunitas masyarakat yang bersatu.

 

10. Sulawesi Selatan: Lembang

 

Sulawesi Selatan menggunakan istilah “lembang” untuk menyebut desa. Lembang melambangkan kehidupan masyarakat desa yang penuh dengan kehangatan, kebersamaan, dan tradisi yang kaya.

 

11. Aceh: Gampong

 

Aceh menggunakan istilah “gampong” untuk menyebut desa. Gampong mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, dan adat istiadat setempat.

 

12. Papua: Kampung

 

Papua menggunakan istilah “kampung” untuk menyebut desa. Kampung di Papua menjadi tempat tinggal bagi masyarakat adat yang memiliki hubungan erat dengan alam dan kehidupan tradisional. Kampung menjadi cermin kekayaan budaya dan kehidupan masyarakat Papua yang unik.

 

13. Sumatera Utara (Batak): Huta / Nagari

 

Di Sumatera Utara, khususnya bagi suku Batak, terdapat istilah “huta” dan “nagari” yang digunakan untuk menyebut desa. Huta lebih mengacu pada desa yang terletak di daerah pegunungan, sementara nagari lebih menggambarkan desa di dataran rendah. Kedua istilah ini mencerminkan kehidupan masyarakat Batak yang kaya akan adat istiadat dan tradisi.

 

14. Lampung: Tiyuh / Pekon

 

Lampung menggunakan istilah “tiyuh” atau “pekon” untuk menyebut desa. Istilah ini mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang mengandalkan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan sebagai mata pencaharian utama.

 

15. Nusa Tenggara Barat: Temukung

 

Di Nusa Tenggara Barat, istilah “temukung” digunakan untuk menyebut desa. Temukung menggambarkan kehidupan masyarakat desa yang dekat dengan laut dan mengandalkan sektor perikanan sebagai sumber penghidupan utama.

 

16. Kutai Barat: Kampung

 

Kutai Barat menggunakan istilah “kampung” untuk menyebut desa. Kampung di sini mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang masih menjaga kearifan lokal dan tradisi adat.

 

17. Maluku: Negeri

 

Maluku menggunakan istilah “negeri” untuk menyebut desa. Negeri mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang kaya akan warisan budaya dan sejarah, serta memiliki sistem adat yang kuat.

 

18. Minahasa: Wtinua

 

Minahasa menggunakan istilah “wtinua” untuk menyebut desa. Wtinua mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang menjunjung tinggi adat istiadat dan tradisi, serta memiliki kehidupan yang harmonis dengan alam sekitar.

 

19. Makassar: Gaukang

 

Makassar menggunakan istilah “gaukang” untuk menyebut desa. Gaukang mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang masih melestarikan tradisi dan budaya khas Makassar.

 

20. Palembang: Marga / Mendope

 

Palembang menggunakan istilah “marga” atau “mendope” untuk menyebut desa. Marga dan mendope mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang kaya akan tradisi, adat istiadat, dan kearifan lokal.

 

21. Bengkulu: Marga / Mendope

 

Bengkulu juga menggunakan istilah “marga” atau “mendope” untuk menyebut desa. Istilah-istilah ini mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat dan kearifan lokal Bengkulu.

 

Kesimpulan

 

Indonesia kaya akan keberagaman budaya dan istilah-istilah yang unik untuk menyebut desa di setiap daerahnya.

 

Setiap istilah mencerminkan identitas dan karakteristik masyarakat desa serta kearifan lokal yang turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi.

 

Dalam keragaman ini terletak kekayaan budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia yang patut kita banggakan.