Afirmasi Beasiswa bagi Pendamping Desa

Kurang lebih ada sekitar seribuan orang yang ikut test di tahap pertama. Dari seribuan orang itu, hanya tersisa menjadi empat ratusan orang, empat puluh orang, dan terakhir hanya tersisa dua puluh lima orang di test tahap akhir.

 

Saya patut bersyukur, entah karena kebetulan ataupun nasib, hingga saya bisa menjadi bagian dari kedua puluh lima orang itu yang lolos test pendamping desa.

 

Saya bukanlah orang yang pintar-pintar amat, ber-uang, berpendidikan tinggi atau banyak relasi.

 

Saya hanyalah petani utun, yang tiap pagi membawa pisau untuk menderes karet, dan setelah, baru bisa membantu ketik mengetik dibalai desa.

 

Akhir 2016, merupakan awal saya mengadu nasib. Kebetulan, waktu itu sedang dibuka perekrutan besar-besaran pendamping desa, setelah sebelumnya, terjadi pergolakan masalah perekrutan pendamping di kubu Kementrian Desa.

 

Saya mulai mendaftar via online, dengan hanya bermodalkan ijasah SMK yang kebetulan level terendah dari pendamping desa kala itu hanya mempersyaratkan ijasah tersebut disertai pengalaman tambahan di bidang pemberdayaan.

 

Untuk masalah ijasah saya kira tidak ada masalah. Pun dengan pengalaman pemberdayaan, karena memang semanjak 2013 saya sudah mengabdikan diri saya sebagai Kepala Urusan (Kaur) dan juga Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) disamping pekerjaan pokok saya sebagai tukang deres.

 

Selang setengah bulan dari saya mendaftar, akhirnya saya mendapatkan panggilan untuk mengikuti test yang berlokasi di aula perguruan tinggi ternama di kota saya.

 

Test pertama lolos, test kedua lolos, test ketiga lolos, hingga sampai test tahap akhir yaitu Pratugas pun saya lolos.
Awal Desember 2016 kontrak saya terbit, dibarengi Surat Perjanjian Kerja (SPK) yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan juga saya.

 

Kebetulannya lagi saya ditempatkan diluar Kabupaten, yang kurang lebih bila dijangkau menggunakan motor hampir 2,5 jam dari rumah saya.

 

Tapi itu bukan jadi masalah, karena memang saya yang memilih tempat tersebut. Disamping tidak rawan, lokasinya pun masih kosong dibanding lokasi lain yang masih kosong di Kabupaten saya.

 

Selang kurang lebih satu tahun, tepatnya 17 November 2017, akhirnya saya mendirikan situs Updesa.com.

 

Sebetulnya, ide awal saya mendirikan situs ini bukanlah untuk konsumsi khalayak. Melainkan, untuk memenuhi kebutuhan pendampingan dan juga sebagai bahan referensi pribadi bila ada sesuatu yang salah lupa.

 

Selang beberapa tahun kemudian, ternyata pengunjungnya banyak, hingga menjadikan updesa sebagai bahan referensi bagi banyak Desa di Indonesia, para Dosen, para Guru, Mahasiswa, Penggiat Desa, dan juga masyarakat yang ingin lebih mengenal Desa dari sisi yang lebih dekat.

 

 

kunjungan situs updesa.com

Data kunjungan situs updesa.com ( sumber google analitik )

 

Tentu hal ini membuat saya tambah semangat, disamping pekerjaan pokok saya sebagai pendamping dari pagi hingga menjelang sore. Ternyata, di malam hari pun saya bisa meluangkan sedikit waktu, hanya untuk sekedar menulis dan berbagi pengalaman tentang masalah desa seusai bercanda bersama keluarga.

 

Menjadi pendamping itu asik menurut saya. Ya meskipun ada beban moral yang musti ditanggung. Namun dibalik itu semua ada banyak hikmah yang kita dapatnya.

 

Salah satu dan yang paling kita dirasakan ialah banyaknya kawan yang jumlahnya terus bertambah selama kita melakukan pendampingan dan pemberdayaan ke kelompok-kelompok masyarakat pedesaan.

 

Lebih lanjut, dan yang paling saya tunggu-tunggu selama ini ialah, kabar terbaru yang sampaikan Gus Menteri Desa, Abdul Halim Iskandar mengenai afirmasi pendamping desa dalam bentuk beasiswa untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

 

Saya, yang notabenya berpendidikan rendah dan dibarengi kompentensi yang belum memadai. Tentu mempunyai harapan yang besar layaknya kawan-kawan yang lain, untuk bisa mendapatkan beasiswa afirmasi Rekognisi Pembelajaran Lampu (RPL) tersebut.

 

Hal ini menjadi penting, selain mampu meningkatkan kompetensi saya dalam melakukan pendampingan di desa. Afirmasi pendidikan inipun memberikan manfaat yang luar biasa, diantaranya :

 

  1. Bisa memahami lebih mendalam mengenai dasar akademis dari kebijakan, pelaksanaan pemerintahan, implementasi pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat, dan bisnis BUM Desa yang selama ini kita dampingi,
  2. Lebih memahami metodologi penggunaan data serta informasi guna menyusun perencanaan pemerintahan desa, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat, dan juga bisnis BUM Desa agar tepat sasaran.
  3. Menfasilitasi warga desa untuk mendapatkan pelayanan publik lebih profesional dan lebih berkualitas, dan
  4. Mempercepat proses pendampingan guna memajukan desa dan usaha BUM Desa.

 

Akan tetapi, saya percaya, untuk bisa mendapatkan beasiswa pendidikan pendamping desa itu jelas tidak mudah.

 

Ada beberapa mekanisme dan persyaratan yang wajib dipenuhi oleh saya dan juga pendamping desa lain, selain mengisi aplikasi laporan harian pendamping desa secara tertib dan teratur.

 

Adapun syarat untuk bisa mendapatkan beasiswa pendidikan bagi pendamping desa, sebagaimana yang sudah dikatakan oleh Gus Menteri Desa melalui jumpa pers dikanal youtube Kemendesa PDTT (16/2) kemarin adalah sebagai berikut :

 

  1. Pengalaman pendampingan,
  2. Prestasi pendampingan, dan juga
  3. Karya-karya pemberdayaan di masyarakat desa.

 

Nah tentu, untuk memenuhi ketiga prasarat diatas akan sulit sekali ya. Apalagi saya yang minim pengalaman dan prestasi, dan yang baru tahun kemarin menggagas serta melaunching pasarkampung.id sebagai platform jual beli online berbasis masyarakat desa dimasa pandemi sebagai alternatif karya pemberdayaan.

 

Tapi, kita tidak boleh menyerah dan selalu berusaha sambil berdo’a, semoga kita menjadi salah satu bagian dari penerima afirmasi beasiswa bagi pendamping desa itu. Dan Fainsyallah selama kita bersungguh-sungguh pasti ada jalannya.