Klasifikasi Desa Berdasarkan Mata Pencaharian
Klasifikasi Desa Berdasarkan Mata Pencaharian itu ada,karena sebagian besar desa di Indonesia memiliki potensi yang beragam.
Melihat dari potensi yang tersedia itulah,masyarakat desa kemudian memutuskan
untuk memilih dan menentukan jenis pekerjaan dan mata pencaharian yang cocok
untuk dirinya.
Tidak masuk akal , jika anda tinggal disebuah desa yang notabenya perkebunan atau
lahan pertanian kemudian memutuskan untuk jadi nelayan.
Lalu tidak mungkin juga jika anda tinggal di deket laut yang mempunyai potensi besar
untuk perikanan dan hasil laut kemudian memutuskan jadi petani/pekebun.
Kedua hal diatas, sebenarnya hanya dapat dilakukan ketika anda berprofesi atau
bermata pencaharian dibidang Industri.
Ibarat ” Katak ” yang mampu bertahan hidup didua alam,
begitulah gambaran profesi jika anda sebagai Industriawan atau Industriwati.
Namun juga tidak mudah, tanpa adanya modal.
Karena profesi itu identik disebut ” Big Bos ”
Ia,…
Karena mereka harus berfikir bagaimana caranya mengelola atau mengubah
baik dari hasil pertanian (Agraris ) atau perikanan (Nelayan) sehingga memiliki nilai
lebih ketika dijual kembali ke konsumen.
Satu contoh :
Misalkan anda petani singkong maka hasil akhir yang akan dijual kan singkong.
Betul,kan…
Baca : klasifikasi desa berdasarkan jumlah penduduk
Berbeda dengan Industriawan dan Industriwati.
Mereka selalu berfikir bagaimana mereka mengelola singkong yang didapat dari anda
sehingga menghasilkan suatu produk yang lebih tinggi atau memiliki harga jual lebih.
Tentu semua itu tidak dapat hanya dilakukan menggunakan tenaga manusia saja,
melainkan mereka butuh bantuan alat dan mesin lain yang mampu
merubah singkong tadi menjadi ” Sesuatu “.
Dan tentunya harganya pun tidak murah.
Makanya,diatas tadi saya katakan bahwa untuk menjadi seorang atau bermata pencaharian
sebagai Industriawan ataupun Industriwati harus mempunyai modal.
Oleh sebab itu, banyak diantara kita lebih memilih mengelola hasil mentah untuk
dijual langsung ke pembeli dibandingkan harus repot-repot memprosesnya kembali
untuk menghasilkan output yang lebih tinggi.
Ya sebenarnya,..
Klasifikasi Desa Berdasarkan Mata Pencaharian itu hanyalah sebuah pilihan.
Mana yang anda anggap baik dan cocok, maka itulah yang perlu
anda pilih dan perjuangkan.
” Jangan pernah anda memilih, jika anda tidak sukai dan merasa mampu.Karena dengan pilihan tersebut akan menentukan kehidupanmu dikemudian hari”. ( maryadi qoutes )
Berdasarkan apa yang saya jelaskan dan gambarkan diatas tadi.
Sebenarnya saya hanya ingin membukan main set ( pola pikir ) anda,
supaya didalam perjelasan materi yang ingin saya sampaikan ini.
Dapat mudah dipahami dan diterima dengan baik oleh Anda.
Terutama, didalam pembagian Klasifikasi Desa Brdasarkan Mata Pencaharian.
Menurut potensi didesa yang ada di wilayah Indonesia.
Penggolongan Klasifikasi Desa diatas dibagi menjadi 3 golongan.
Apa saja.
Berikut ini penjelasanya.
Baca Juga : klasifikasi desa berdasarkan perkembangannya
#1. Desa Agraris
Seperti yang saya uraikan diatas tadi.
Bahwa, Desa Agraris atau Desa Pertanian maka yang cocok ialah bermata pencaharian
sebagai Petani/Pekebun.
Desa Agraris biasanya mempunyai lebih banyak daratan dibandingkan perairanya.
Daratan tersebut bisa berupa lahan pesawahan,perkebunan,dan peladangan.
Untuk dapat melihat dan memahami, apakah desa tersebut masuk golongan
desa agraris atau bukan !
Sebenarnya langkah mudahnya dengan melihat ke Profil Desanya.
Dari situlah kita dapat melihat luas desa secara keseluruhan.
Berapa total daratannya dan berapa total perairanya.
#2. Desa Nelayan
Selain melihat dari data Profil Desa yang saya jelaskan tadi diatas.
Sebenarnya ada langkah termudah untuk mengklasifikasi desa
berdasarkan mata pencaharianya.
Langkah tersebut ialah dengan melihat kebiasaan penduduknya didalam
memenuhi kebutuhanya sehari-hari.
Aktifitasnya apa ?
Dan lebih condong memilih kerja dimana ?
Biasanya orang yang mendiami Desa Nelayan ialah mereka yang suka melaut atau
berprofesi sebagai Pelaut.
Hal ini dikarena luas Desa Nelayan banyak memiliki perairan dibandingkan
dengan jumlah luas daratanya.
Walaupun ada daratannya, namun biasanya tekstur tanahnya bebatuan dan tidak
subur untuk ditanami.
Semua itu karena, biasanya Iklim di Desa Nelayan lebih panas dibandingkan iklim yang
ada di Desa Pertanian/Agraris diatas tadi.
Dengan kata lain gersang gitu lah.
#3. Desa Industri
Sudah saya gambarkan diatas tadi.
Bahwa Desa Industri itu, saya gambarkan seperti ” Katak” yang mampu hidup di dua tempat.
Tergantung modal dan pola pikir kreatif.
Punya pola pikir kratif namun tidak punya modal.
Punya modal tapi tidak memiliki pola pikir kretif.
Kedua hal diatas bisa tetap berjalan, namun hasilnya pasti tidak maksimal.
Untuk dapat maksimal sebaiknya kedua hal tersebut berjalan kesinambungan dan
saling melengkapi ( simbiosis mutualisme ).
Ya,….
hidup di Desa Industri tentu tidak mudah.
Harus punya skill/kemampuan untuk dapat bertahan hidup.
Kalau tidak pasti anda akan tertinggal.
Untuk menjalankan sebuah Industri tidak harus memiliki pabrik yang besar,
Cukup dengan Usaha yang dijalankan dirumah dan menghasilkan produk itu
juga disebut Industri.
Namun biasanya desa yang disebut Desa Industri ialah Desa yang jauh dari Laut atau
Lahan pertanian/perkebun.
Biasanya desa yang mayoritas Desa Industri berada dikawasan kota-kota besar dan
lebih maju.
Disamping produknya yang mudah dijual karena konsumenya banyak, Desa Industri mempunyai
penduduk yang mayoritas bekerja di pabrik-pabrik.
Suatu contoh jika kita tinggal di Indonesia.
Maka jumlah desa yang banyak mengadalkan Industri ialah desa – desa di Jakarta.
Itulah penjelasan singkat terkait Klasifikasi Desa Berdasarkan Mata Pencaharian.
Sekarang tinggal anda memahami….
Kira-kira desa anda masuk ke ranah Desa Agraris,Desa Nelayan,atau Desa Industri ?